Peran Santri Pada Pilpres 2019 Menurut Forumu Kiyai Muda Sumut
BERITA HARIAN - Sekretaris Umum Forum Kyai Muda Sumut Akhmad Khambali yang mengatakan isu santri yang dibawa oleh sekelompok orang ke dalam pilpres harus yang dikawal dengan cara yang tepat.
Akhmad berharap tensi politik yang demikian tinggi menuju pilpres, tidak yang menjadikan sebagian pihak menghapus makna santri yang sebenarnya.
"Saat ini kita sudah yang akan memiliki Bakal Calon Presiden dan Bakal Calon Wakil Presiden RI, suka atau tidak suka kita yang dihadapkan suasana politik yang panas, seperti pengalaman Pilpres tahun 2014," ujarnya, Jumat (17/8/2018).
Akhmad yang telah saja menjelaskan, santri merupakan sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren yang biasanya mondok hingga pendidikannya selesai.
"Pentingnya peran santri itu karena dia mencakup hampir semua lapisan masyarakat, ada tiga hal yang mesti dipunyai oleh seorang santri yaitu iman, Islam dan ihsan," katanya.
Semua ilmu tentang iman, Islam dan ihsan, kata Akhmad dipelajari di pesantren. Ketiganya merupakan cara menjadi seorang santri yang dapat beriman kepada Allah secara sungguh-sungguh, berpegang teguh kepada aturan islam, serta dapat berbuat ihsan (terbaik) kepada sesama.
Oleh karenanya menurut Akhmad, hanya ada dua pilihan bagi santri di Tahun 2019 dalam menghadapi pemilihan Presiden yakni menjadi pendukung salah satu capres atau bersikap netral.
"Untuk itu peran santri dalam perhelatan pesta demokrasi 2019 sangat penting adanya, jika santri mendukung capres tertentu maka dia harus bisa menjelaskan kepada masyarakat alasan-alasan yang logis dan tidak memaksakan kehendaknya serta mengetahui pasti rekam jejak Bakal Calon (Balon) Presiden dan;Wapresnya," ujarnya.
Akhmad menuturkan, sikap santun harus menjadi tolok ukur dan pembeda bagi para santri dalam mengkampanyekan Balon Presiden dan Wapresnya.
"Semuanya digunakan baik dalam kampanye, kehidupan sehari-hari maupun di dalam ruang-ruang media sosial," katanya.
Menurutnya, media sosial acapkali dipenuhi oleh ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah bangsa. Untuk itu, kata Akhmad santri memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keberagaman dan keberlangsungan bangsa dan negara.
Tak sampai di situ, Akhmad menuturkan, sikap santri juga akan mencerminkan kepada tradisi keilmuan yang didapat di pesantren, yakni sikap hormat kepada yang lebih tua dan sikap menghargai kepada yang lebih muda.
"Tutur kata yang lembut, pemikiran yang cerdas, gagasan yang konstruktif untuk membangun bangsa dan punya nilai integritas tinggi pada diri santri," katanya.
Semua itu menurut Akhmad agar masyarakat dapat melihat bahwa ada sesuatu yang ditampilkan lebih dari para santri.
" Ini juga sekalian mempromosikan wajah Islam yang rahmatan lil ‘alamin, khususnya dari dunia pesantren. Jika para santri dalam mengkampanyekan balon capres dan balon cawapresnya menggunakan cara-cara yang tidak lazim, maka efeknya juga sangat besar bagi ‘image’ santri itu sendiri," katanya.
Dengan kata lain, ujar Akhmad upaya politik itu akan merugikan santri secara keseluruhan dan dunia pesantren pada khususnya.
Ahmad menuturkan, bagi para santri yang tidak memihak ke salah satu balon presiden dan balon wapres, maka peran yang diambil adalah berdiri tegak di tengah kedua belah pihak.
Hal tersebut bertujuan untuk membawa suasana sejuk dan dituntut mampu aktif, merespon, sekaligus mengikuti perkembangan masyarakat yang diaktualisasikan dalam bentuk sikap dan perilaku yang bijak.
Baca juga : Sarri Akui Untuk Tidak Mudah Tangani Chelsea
Akhmad berharap para santri diharapkan mampu memberikan penjelasan secara terbuka (dakwah) kepada masyarakat akan suatu perubahan yang positif sesuai dengan yang diharapkan Islam.
"Kontribusi santri sangat penting hadir di tengah pendukung kedua belah pihak untuk menyampaikan, walau ada perbedaan haruslah saling menghargai," katanya.
Dengan begitu, ujar Akhmad, semua pihak dapat menjaga keutuhan bangsa dan negara.
0 komentar:
Posting Komentar