Sabtu, 29 September 2018

, , ,

Pakar Hukum Sambut Baik Usulan BNN Evaluasi Jajaran Lapas

Pakar Hukum Sambut Baik Usulan BNN Evaluasi Jajaran Lapas



BERITA HARIAN - Tertangkapnya oknum sipir Lapas Lubukpakam, Minggu (16/9/2018) malam lalu oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN), cukup yang akan membuat masyarakat luas terkejut.

Oknum bernama Maredi Sutrisno yang akan bisa saja yang merupakan petugas penjaga pintu utama Lapas itu, menerima paket narkoba jenis sabu dari dua kurir yang telah rencananya akan di edarkan di dalam Lapas Lubukpakam.

Sebelumnya, Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Arman Depari sempat mengatakan bahwa para pejabat yang akan bertanggungjawab dari pusat sampai daerah perlu yang dievaluasi semua.

Bahkan tak lama setelahnya, BNN kembali yang akan bisa saja yang menemukan fakta bahwa tersangka Dekyan, napi di Lapas Lubukpakam kerap menyetor sejumlah uang per minggunya kepada tersangka Maredi, oknum sipir yang sudah ditangkap.

Arman Depari mengatakan dari hasil pemeriksaan terhadap napi Dekyan, dia sudah berulang kali mengendalikan penyelundupan narkoba.

Barang haram itu dipasok dari Malaysia ke Indonesia untuk dipakai, diedarkan dan juga digunakan untuk merekrut napi lain agar membantunya di dalam lapas.

"Untuk melancaran aksinya Dekyan membayar petugas berkisar 50 juta per minggu. Uang itu dikoordinir oleh tersangka Maredi dan seorang sipir lain," kata Arman dalam siaran pers tertulis, Senin (24/9/2018) lalu.

Menanggapi Deputi BNN Pusat Arman Depari yang minta semua jajaran dari atas sampai bawah harus dievaluasi, Pakar Hukum Nuriono mengatakan bahwa ini merupakan warning bagi para kalapas.
Karena Lapas Lubukpakam bukan sekali ini saja terjadi, tapi sudah beberapa kali terjadi.

Baca juga : Manuver Prabowo-Sandiaga Yang Rebut Suara NU

"Artinya ada daerah lapas-lapas yang titik kerawanannya cukup tinggi dan ekstra.
Harus dilakukan pengamanan ekstra dan bisa saja pemantauan dilakukan oleh Kepala Divisi pemasyarakatan di Kanwil yang CCTV-nya terakses langsung dengan Kanwil," kata Nuriono, Sabtu (29/9/2018).

"Jadi CCTV Lapas terakses dengan Kanwil, agar bisa diketahui siapa saja yang beraktivitas. Semua tergantung kemauan, tapi sepanjang ini menjadi bisnis baru bagi para personel. Maka hal ini akan menjadi sangat berat untuk diungkap," pungkas Nuriono.

0 komentar:

Posting Komentar

Top Ad 728x90