MUI Sumut Yang Masih Kaji Pada Penggunaan Istilah Islam Nusantara
BERITA HARIAN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Utara yang hingga saat ini belum mempunyai sikap soal penggunaan istilah Islam Nusantara yang belakangan ini menuai pro-kontra.
Pernyataan ini yang akan bisa saja yang disampaikan pengurus MUI Sumut Fahruddin Azmi dalam Seminar Nasional Islam Nusantara yang digelar oleh Ikatan Sarjana Nadhalatul Ulama (ISNU) Sumatera Utara di Hotel Madani, Sabtu (18/8/2018).
Fahruddin yang telah saja yang akan bisa saja yang mengatakan hingga saat ini, MUI Sumut masih belum yang memberikan tanggapan terkait Islam Nusantara.
Namun kata Fahruddin, secara umum kehidupan umat Islam tidak sunyi dari perdebatan terutama pemahaman ajaran islam yang akan bisa saja yang berkaitan dengan ayat suci Al-quran.
"Justru ini melahirkan khazanah dunia Islam,"katanya.
Islam itu, kata Fahruddin, yang akan memberikan kebebasan memahami agama dengan nalar. Tapi dalam berbagai hal seperti aqidah tidak ada perbedaan.
"Dengan tersebarnya agama ini, maka Islam yang akan dipahami berdasarkan keyakinan pemeluk barunya. Ini menjadi persoalan sehingga beberapa ulama membuat metodologi.
Ada tiga metodologi yang diberikan ulama atas perkembangan Islam, yakni Metodologi Takwimiyah yaitu menyempurnakan budaya dan memasukannya ke dalam Agama Islam.
Kemudian metodologi Takwiniyah yakni memelihara budaya dan mendampinginya dengan nilai islam. Serta Tabdil yaitu mengganti budaya itu.
"Ini yang dilakukan oleh Wali Songo saat menyebarkan Islam ke Nusantara. Dan memang ada yang belum disempurnakan,"ujar Fahruddin.
Terkait Islam Nusantara, Fahruddin mengatakan jika itu usaha kreatif dengan memaknai islam sesuai konteksnya itu tidak masalah karena itu bagian dari cara mengembangkan Islam.
"MUI melihat Islam di Indonesia sudah ada di jalan yang tepat bahkan Islam di Indonesia sudah berhasil meletakan dasar-dasar kenegaraan, "katanya.
MUI Sumut, kata Fahruddin, saat ini masih melakukan penelitian terkait istilah Islam Nusantara ini baik dengan membaca buku-buku yang bertemakan Islam Nusantar.
"Kita pelajari baik konstruksi pemikirannya dan dampak pemikiran itu," katanya.
Maratua Simanjuntak dari FKUB Sumut menyampaikan saat ini banyak orang yang menyalahi Islam Nusantara tapi tidak mengetahui Islam Nusantara. Persoalan ini katanya juga memicu konflik intern beragama di Sumut.
"Kalo di Sumut kerukunan antar umat beragama terjamin, yang menjadi masalah itu intern umat beragama," katanya.
Mewakili akademis, Azhar Akmal Tarigan dari UIN Sumut mengatakan tidak ada masalah soal Islam Nusantara bagi kalangan perguruan tinggi terutama perguruan tinggi agama.
Baca juga : Purnawirawan TNI Deklarasi Untuk Dukung Jokowi 2 Periode
Sebab, kata Azhar, di perguruan tinggi agama, Islam itu dibahas dari berbagai aspek. Namun yang menjadi persoalan itu di tengah masyarakat.
"Di tengah masyarakat, islam itu disampaikan tanpa metodologi jadi hanya menerima produk sehingga dilontarkan Islam Nusantara banyak yang menolak,"katanya.
Hadir sebagai narasumber dari Seminar bertema Bincang-Bincang Islam Nusantara: Faham, Aliran atau Gagasan? " ini Prof Dr KH Ahmad Baso MA. Dia merupakan penulis buku Islam Nusantara.
0 komentar:
Posting Komentar