Kamis, 29 Juni 2017

, ,

Penguburan Jenazah Yang Di Polda Sumut Bergerak Cepat

Penguburan Jenazah Yang Di Polda Sumut Bergerak Cepat



BERITA HARIAN
-Jenazah Ardial Ramadhana, penyerang petugas yang jaga di Polda Sumut, dimakamkan satu liang dengan kakek, nenek, dan juga abangnya. Permakaman Ardial yang berlangsung cepat dan juga akan dihadiri sekitar 15 orang kerabatnya.

Keluarga yang memakamkam jenazah Ardial yang di pekuburan Muslim di Jalan Kemiri, Kecamatan Medan Kota, Rabu (28/6/2017) sekitar pukul 12.00 WIB. 

Em, penggali kubur yang di pemakaman Kemiri yang mengatakan, jenazah Ardial yang dikuburkan oleh kerabatnya yang di bawah kawalan oleh petugas kepolisian.

Ardial yang telah menebar teror di Mapolda Sumut yang mengejutkan Budi, anggota jemaah dalam sebuah masjid di Medan.

Budi yang mengenal Ardial yang berjualan jus di dekat masjid. Ia kerap bertemu dengan Ardial saat salat Jumat. Pertemuan yang terakhir Budi dan Ardial sekitar sebulan sebelum Ramadan.

Pada pertemuan-pertemuan itu, Ardial dan juga Budi sering sekali terlibat obrolan ringan. "Ardi suka menyapa saya. Bahkan yang dia kerap menanyakan kabar anak saya dan juga istri saya," kata dia.

Budi yang tidak menyangka di balik sikap ramah Ardial yang memiliki paham berbeda dari kebanyakan umat Muslim.

"Di balik sikapnya yang ramah, ternyata Ardial yang telah menganut paham radikal," Budi yang menambahkan. 

Tetangga Ardial yang juga terkejut. Selama ini, Ardial dan juga orangtuanya tinggal di rumah kontrakan di Gang Dahlia, Dusun V, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Tembung, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Warga yang tak mengenalnya karena Ardial yang jarang bersosialisasi.

"Kalau pulang, selalu malam. Saya sendiri yang kurang begitu mengenal dengan sosoknya seperti apa," kata Mega (43), penghuni rumah yang di depan rumah Ardial.

Wanita yang berambut pendek ini telah mengatakan, biasanya pagi-pagi Ardial yang sudah pamit berangkat kerja ke orangtuanya.

"Kalau pagi cuma lihat begitu aja, dia pamit sama mamaknya, kemudian dia pergi," katanya. Mega menambahkan, sepengetahuannya, Ardial yang bekerja sebagai pedagang.

Sesekali, Mega dan juga Ardial berpapasan yang di depan rumah. Namun, keduanya hanya sebatas melempar senyumnya.

"Selebihnya yang saya tidak tahu dia yang seperti apa. Hanya begitu saja yang saya tahu," ungkap Mega.

Hal senada yang telah disampaikan Kepala Dusun V, Sulisno (50). Menurut dia keluarga Ardial yang belum lama tinggal di Dusun V.

"Mereka yang belum lama tinggal di sini. Saya sendiri enggak begitu mengenalnya dan seperti apa," ungkap Sulisno.

Sepengetahuan Sulisno, Ardial yang tinggal bersama ayah tirinya, yang sering sekali dipanggil Pak Tri. "Kami kaget begitu tahu dia teroris. Makanya kamu yang sepakat untuk menolak kedatangan jenazahnya," kata Sulisno tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Top Ad 728x90